Jumat, 24 Juni 2011

Warga kota San Francisco, California, Amerika Serikat (AS) punya hajatan besar. Bukan pemilihan walikota atau dewan kota, tapi memberi suara kepada inisiatif larangan sunat bagi anak laki-laki usia 17 tahun ke bawah. Ya, jika inisiatif itu disetujui, maka orang yang melakukan sunat atau khitan akan dipidana dengan ancaman hukuman denda 1.000 dolar AS atau satu tahun penjara.

amerila larang sunat

Yang paling gawat larangan sunat itu berlaku bagi semua orang, terlepas dari agamanya. Tentu saja inisiatif itu menuai kecaman dan penentangan dari sejumlah kelompok Yahudi dan Muslim yang mempraktikan tradisi berusia ribuan tahun itu.

"Ini isu serius dan sensitif…Komunitas Yahudi merasa ini serangan terhadap nilai-nilai dan tradisinya ribuan tahun lalu dan yang dianggap sentral dalam Bibel Ibrani," kata Nancy J Appel, direktur regional kelompok Anti-Defamation League (ADL), seperti dikutip CNN.

Kelompok Muslim Islamic Network Group (ING), mengecam larangan tersebut sebagai ancaman terhadap kebebasan beragama.

"Larangan yang secara khusus menargetkan praktik keagamaan Muslim yang secara medis telah dibuktikan bermanfaat merupakan pelanggaran terhadap Amandemen Pertama yang menjamin hak setiap warga Amerika untuk menjalankan agamanya."

Meskipun secara keagamaan tidak diamanatkan untuk melakukan khitan, kelompok Evangelis AS pun tidak ketinggalan ikut menentang rencana larangan ini.

"Yahudi, Muslim, dan Kristen semuanya mengikuti warisan spiritual dari Ibrahim. Sunat yang biblikal dimulai dengan Ibrahim. Jadi tak ada pemerintah Amerika mana pun yang bisa melarang tradisi bersejarah ini. Esensi kebebasan beragama kini menjadi taruhannya," kata Leith Anderson, presiden National Association of Evangelicals.

Lalu siapa di balik inisiatif ini?

Namanya Lloyd Schofield. SanFrancisco Chronicle menggambarkannya sebagai "pria berusia 58 tahun… yang hidup dengan rekannya…dan mereka tidak mempunyai anak". Dalam sebuah wawancara, Schofield mengatakan ia menjadi tertarik dengan isu ini setelah menyaksikan sekelompok gay berparade menentang sunat bagi anak laki-laki dalam "Gay PrideParade" di Bay Arena beberapa tahun silam.

"Argumen kami adalah anda menghabiskan banyak uang untuk melakukan operasi menyakitkan terhadap seorang pasien yang tidak rela," kata Schofield yang inisiatifnya telah berhasil mendapatkan dukungan 7000 lebih tanda tangan, sebagai syarat untuk diajukan ke proses pemberian suara.

Argumen kelompok pengusul bahwa sunat bagi anak laki-laki memicu efek fisik dan psikologis yang merugikan, seperti halnya sunat bagi anak perempuan, bertentangan dengan pendapat mayoritas dokter.

Berbeda dengan praktik sunat bagi anak perempuan yang masih menjadi kontroversi, banyak studi mengatakan bahwa sunat bagi anak laki-laki dapat mencegah penularan virus HIV pada pria hetroseksual. Studi-studi tersebut juga mendapati bahwa sunat dapat mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit seksual lainnya serta infeksi saluran kemih.

Kini diperkirakan hampir 80 persen pria di AS sudah disunat.

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visitor

Popular Posts

Donate To Me On Paypal

https://www.paypal.me/riyanto1971