Pesawat Tempur F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur supersonik berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya.[1][2] Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed Martin serta dua rekan utamanya, BAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000.
F-35 Lightning II atau Joint Strike Fighter adalah pesawat tempur generasi ke 5, produksi kerjasama Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan BAE Systems. Pesawat super canggih ini mempunyai kapabilitas "Stealth", tidak akan terlihat di radar lawan. Jumlah persenjataan dan amunisi yang bisa dibawanya pun lebih bayak dibanding pesawat-pesawat tempur generasi sebelumnya, seperti F-16 dan F-18.
F-35 Lightning II adalah pesawat canggih yang mampu mengelak dari radar lawan. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, serangan ke permukaan, dan pengeboman taktis.
F-35 Lightning JSF bentuknya seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.
Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat demonstrasi, pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Steve Long, adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.
Program JAST
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat . Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).
Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.
Pada tanggal 26 Oktober 2001, diumumkan bahwa X-35 Lockheed Martin mengalahkan X-32 Boeing. Petinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Inggris menyatakan bahwa X-35 secara konsisten mengungguli X-32, walaupun keduanya sudah memenuhi syarat.
Pemberian nama.
Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.
Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan pertamanya.
Varian
Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:
Ciri-ciri umum :
Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb dengan izin untuk mengangkut:
Rudal:
Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
Bom:
Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
Mk.20 Rockeye II cluster bomb
Wind Corrected Munitions Dispenser capable
Paveway-series laser-guided bombs
Small Diameter Bomb (SDB)
JDAM-series
A future nuclear weapon
Avionik
Avionik (AN/APG-81)
AN/APG-81 adalah sebuah sistem radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang dirancang oleh Northrop Grumman Electronic Systems untuk F-35 Lightning II. Radar Joint Strike Fighter AN/APG-81 AESA adalah hasil dari kompetisi pemerintah AS untuk kontrak akuisisi terbesar AESA dunia. Westinghouse Electronic Systems (diakuisisi oleh Northrop Grumman pada tahun 1996) dan Hughes Aircraft (diakuisisi oleh Raytheon pada tahun 1997) menerima kontrak untuk pengembangan Array Multifungsi Integrated RF System / Multifungsi (MIRFS / MFA) pada bulan Februari 1996. Lockheed Martin dan Northrop Grumman dipilih sebagai pemenang kompetisi Joint Strike Fighter; Kontrak System Development and Demonstration (SDD) diumumkan pada tanggal 26 Oktober 2001.
AN/APG-81 adalah radar AN/APG-77 penerus F-22. Lebih dari tiga ribu radar AN/APG-81 AESA diharapkan akan memerintahkan untuk F-35, dengan produksi untuk berjalan melebihi 2035, dan termasuk sejumlah besar pesanan internasional. Pada Oktober 2013, lebih dari seratus APG-81 telah diproduksi dan dikirim. Tiga blok pertama dari software radar telah dikembangkan, penerbangan diuji, dan disampaikan di depan jadwal oleh Northrop Grumman Corporation.
Kemampuan AN/APG-81 ini termasuk AN/APG-77 mode udara - ke-udara, ditambah mode maju udara- ke-darat, termasuk pemetaan resolusi tinggi, beberapa deteksi target tanah bergerak dan track, identifikasi tempur, peperangan elektronik, dan komunikasi ultra- bandwidth tinggi. Saat ini radar F-22 produksi adalah APG-77v1, yang menarik berat pada hardware APG-81 dan perangkat lunak udara-ke-darat.
Website : http//www.f35.com
F-35 Lightning II atau Joint Strike Fighter adalah pesawat tempur generasi ke 5, produksi kerjasama Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan BAE Systems. Pesawat super canggih ini mempunyai kapabilitas "Stealth", tidak akan terlihat di radar lawan. Jumlah persenjataan dan amunisi yang bisa dibawanya pun lebih bayak dibanding pesawat-pesawat tempur generasi sebelumnya, seperti F-16 dan F-18.
F-35 Lightning II adalah pesawat canggih yang mampu mengelak dari radar lawan. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, serangan ke permukaan, dan pengeboman taktis.
F-35 Lightning JSF bentuknya seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.
Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat demonstrasi, pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Steve Long, adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.
Program JAST
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat . Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).
Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.
Pada tanggal 26 Oktober 2001, diumumkan bahwa X-35 Lockheed Martin mengalahkan X-32 Boeing. Petinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Inggris menyatakan bahwa X-35 secara konsisten mengungguli X-32, walaupun keduanya sudah memenuhi syarat.
Pemberian nama.
Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.
Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan pertamanya.
Varian
Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:
- F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.
- F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.
- F-35C, Pesawat kapal induk yang akan menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.
Ciri-ciri umum :
- Kru: 1
- Panjang: 51.4 ft (15.67 m)
- Rentang sayap: 35 ft (10.7 m)
- Tinggi: 14.2 ft (4.33 m)
- Luas sayap: 460 ft², (42.7 m²)
- Berat kosong: 29,300 lb (13,300 kg)
- Berat isi: 44,400 lb (20,100 kg)
- Berat maksimum saat lepas landas: 70,000 lb (31,800 kg)
- Mesin: 1 × Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 28,000 lbf (125 kN)
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbf (191 kN)
- Internal fuel:18,480 lb (8,382 kg)
- Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h)
- Jangkauan: 1,200 nmi (2,220 km) on internal fuel
- Radius tempur: 610 nmi (1,110 km) on internal fuel
- Langit-langit batas: 60,000 ft (18,288 m)
- Laju tanjak: classified (not publicly available)
- Beban sayap: 91.4 lb/ft² (446 kg/m²)
- Dorongan/berat:
- With full fuel:0.84;
- With 50% fuel:1.04 B:
- g-Limits: 9 g
Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb dengan izin untuk mengangkut:
Rudal:
Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
Bom:
Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
Mk.20 Rockeye II cluster bomb
Wind Corrected Munitions Dispenser capable
Paveway-series laser-guided bombs
Small Diameter Bomb (SDB)
JDAM-series
A future nuclear weapon
Avionik
Avionik (AN/APG-81)
AN/APG-81 adalah sebuah sistem radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang dirancang oleh Northrop Grumman Electronic Systems untuk F-35 Lightning II. Radar Joint Strike Fighter AN/APG-81 AESA adalah hasil dari kompetisi pemerintah AS untuk kontrak akuisisi terbesar AESA dunia. Westinghouse Electronic Systems (diakuisisi oleh Northrop Grumman pada tahun 1996) dan Hughes Aircraft (diakuisisi oleh Raytheon pada tahun 1997) menerima kontrak untuk pengembangan Array Multifungsi Integrated RF System / Multifungsi (MIRFS / MFA) pada bulan Februari 1996. Lockheed Martin dan Northrop Grumman dipilih sebagai pemenang kompetisi Joint Strike Fighter; Kontrak System Development and Demonstration (SDD) diumumkan pada tanggal 26 Oktober 2001.
AN/APG-81 adalah radar AN/APG-77 penerus F-22. Lebih dari tiga ribu radar AN/APG-81 AESA diharapkan akan memerintahkan untuk F-35, dengan produksi untuk berjalan melebihi 2035, dan termasuk sejumlah besar pesanan internasional. Pada Oktober 2013, lebih dari seratus APG-81 telah diproduksi dan dikirim. Tiga blok pertama dari software radar telah dikembangkan, penerbangan diuji, dan disampaikan di depan jadwal oleh Northrop Grumman Corporation.
Kemampuan AN/APG-81 ini termasuk AN/APG-77 mode udara - ke-udara, ditambah mode maju udara- ke-darat, termasuk pemetaan resolusi tinggi, beberapa deteksi target tanah bergerak dan track, identifikasi tempur, peperangan elektronik, dan komunikasi ultra- bandwidth tinggi. Saat ini radar F-22 produksi adalah APG-77v1, yang menarik berat pada hardware APG-81 dan perangkat lunak udara-ke-darat.
Website : http//www.f35.com