Kamis, 29 Mei 2014

hidup bagai segenggam garam

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? " sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, " jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.

Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru , begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah.

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya qalbu yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Ingat 5S-mu: Sholat, Syukur, Sabar, Senyum dan Sedekah. (Ap/Cbm)

Related Posts:

  • Ustadz Gaul Jefri Al Bukhori Kini Telah Kembali Kehadapan Allah SWT Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un Ustadz Jefri a buckhori wafat di usia 40 tahun karena kecelakaan tunggal yang dialami, 26 april 2013 pukul 02:30 wib Uje panggilan ustadz gaul ini, mengalami kecelakaan dijalan raya ketika… Read More
  • Jika Dukun Paranormal Jadi Rangking Satu Paranormal, dukun, Eyang, orang pintar atau apapun sebutannya sudah mendarah daging dibanyak kalangan masyarakat Indonesia. Agama dan tuntunan hidup yang diajarkan dan diingatkan oleh para Nabi yang diUtus Allah SWT dari zam… Read More
  • Polwan Berjilbab Kacau jika seorang petinggi POLRI mengatakan hal yang keterlaluan seperti dikutip dari voa-islam.com. Korps kepolisian Republik Indonesia menegaskan bahwa Polisi Wanita (Polwan) dilarang mengenakan jilbab alias Polwan dilara… Read More
  • Foto Anak Anak Muslim Miskin Di Daerah Konflik Perang melahirkan kehancuran peradababan dan mengoyak masa depan anak kecil tanpa dosa dimanapun. Masyarakat muslim yang tidak bisa hidup nyaman dinegara muslimnya sendiri, Muslim ibarat penyakit yang harus dijadikan musuh … Read More
  • Bingung Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Malam ini malam nisfu sya'ban pertanda bentar lagi kita memasuki bulan suci ramadhan atau bulan puasa, untuk artikel yang mengenai sya'ban bisa baca pada artikel sebelumnya disini: Tentu ada kegembiraan bagi kita yang telah d… Read More

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visitor

25492644
Popular Posts

Donate To Me On Paypal

https://www.paypal.me/riyanto1971