Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga
mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang
hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak
menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain.
Dua per lima populasi dunia hanya memakai otak kiri. Otak kiri berperan dalam kemampuan baca, tulis, hitung, dan fungsi kognitif lainnya sebagai bentuk berpikir serial. Hanya seperlima populasi dunia yang memanfaatkan otak kanan sebagai bentuk berpikir paraler, lebih holistik (menyeluruh), kreatif, intuitif, dan imajinatif. Para pemikir otak kanan inilah yang karya-karyanya banyak membantu perkembangan zaman dan membuat kemudahan bagi banyak orang. Namun banyak orang ternama yang telah mengukir namanya yang abadi dalam sejarah justru dianggap bodoh waktu masih kecil, siapa saja mereka?
1. Albert Einstein
Albert Einstein dikenal sebagai salah satu ilmuan terbesar di planet bumi. Padahal waktu kecil, tanda-tanda kegeniusannya belum terlihat. Bahkan prestasi di sekolahnya sangat jelek. Guru disekolahnya pun meminta orang tua einstein untuk mengeluarkannya dari sekolah, karena dia “terlalu bodoh untuk belajar”. Menurut gurunya, ia hanya menghabiskan waktu dan energi percuma untuk mendidik Enstein. Pihak sekolah juga menyarankan agar Enstein dicarikan pekerjaan sebagai buruh secepat mungkin.
Untungnya, ibu Enstein tidak mengikuti saran dari sekolah, ibunya justru membelikan Enstein biola. Enstein sangant suka memainkan alat musik itu sampai ia sangat menguasainya. Menurut Enstein, musik merupakan kunci kecerdasan Enstein yang luar biasa tersebut. Salah satu teman Enstein mengatakan kalau Enstein banyak menyelesaikan masalah fisika dan persamaan matematikanya yang membingungkan saat melakukan improvisasi dengan biolanya. Berkat kemampuan imajinasinya, Enstein dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan membuat banyak orang jadi terinspirasi untuk mewujudkan impiannya.
2. Isaac Newton
Waktu di sekolah, Isaac Newton punya reputasi sebagai anak yang suka melamun. Bahkan gurunya sering mengomeli kalau ia malas dan kurang memperhatikan. Sang guru bahkan tidak menyangka kalau Isaac Newton akan berhasil nantinya.
Anak-anak yang lebih pintar di sekolah Newton kecil boleh duduk di depan, dan yang kurang pintar duduk di belakang. Newton kecil duduk di belakang. Karena kelihatannya Newton kecil tidak suka sekolah, ibunya pun memindahkannya dari sekolah di usia 14 tahun, dan membawanya pulang ke rumah. Newton sangat suka bermain-main dan mengamati segala sesuatu. Misalnya ia suka membuat jam air, dan salah satu mainannya adalah kincir angin dan ia suka mengamatinya serta membuatnya. Di malam hari, ia membuat lentera untuk diterbangkan bersama layang-layangnya. Sampai-sampai orang-orang di desanya menyangka itu adalah iblis di langit. Walau akhirnya mereka mengetahui kalau itu salah satu mainan si Isaac Newton.
Tak disangka kemampuan observasi Newton yang hebat mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
3. Hans Christian Andersen
Hans Christian Andresen di bangku sekolah dulu termasuk siswa tertinggal, padahal usianya lebih tua dibanding anak-anak sekelasnya. Selain itu, penulis dan penyair berkebangsaan Denamrk yang terkenal berkat karya dongengnya tersebut, waktu kecil hidup di lingkungan yang miskin.
Walau begitu ia sudah mengenal berbagai cerita dongeng dan akrab dengan pertunjukan sandiwara. Apalagi ibunya suka menceritakan cerita-cerita rakyat, dan ayahnya suka membuatkannya gambar-gambar dan membacakan dongeng. Dengan begitu otak kanannya menjadi sangat berkembang sejak kecil.
Berkat cerita-cerita dongeng hasil karyanya, seluruh anak-anak di dunia jadi berkembang imajinasinya dan memiliki impian serta harapan untuk meraih hari esok yang lebih cerah.
4.Winston Churchill
Perdana Menteri Inggris di Perang Dunia 2, pemimpin dan orator amat hebat abad ke-20, tampak bodoh waktu masih kecil.
Churchill mendapat nilai buruk di sekolah. Dia juga gagap kalau berbicara sampai-sampai ayahnya berpikir, kalau ia dewasa nanti tidak bisa hdup di Inggris. Namun berkat kesukaannya membaca biografi tokoh terkenal, ia dapat mengubah pendapat orang tentang dirinya.
Kisah Churchill memberi inspirasi kepada semua orang bahwa jika terus berusaha, maka kita akan berhasil. Tak mengapa sekarang dianggap bodoh, tapi di masa depan kita bukan lagi orang bodoh. Justru menjadi orang yang dikagumi dan memberi perubahan kepada negeri .
5. Charles Darwin
Charles Darwin, si Pendekar teori Evolusi berprestasi amat buruk di sekolah, dan tidak suka belajar. Di bangku sekolah, ayahnya pernah mengatakan, ia hanya memalukan keluarga. Karena ia lebih suka menunggang kuda, menembak, dan mengumpulkan serangga atau binatang. Padahal hobi inilah yang membuatnya bisa jadi Ilmuwan ternama.
Berkat ketekunan dan kesabarannya, banyak rahasia alam yang terungkap. Ilmu pengetahuan menjadi semakin berkembang berkat hal-hal yang dilakukannya. Jangan anggap remeh hal-hal kecil yang dilakukan anak-anak, karena bisa saja di kemuadian hari, hal-hal kecil itulah yang membawanya jadi orang besar dan berpengaruh.
6. Thomas Alfa Edison
Thomas Alfa Edison, si Penemu bola lampu listrik, pernah disebut gurunya anak dungu. Tapi ia suka membaca buku-buku ilmiah dewasa dan melakukan berbagai percobaan. Bahkan konon ia pernah duduk mengerami sejumlah telur ayamnya. Perbuatan yang dianggap konyol ini justru membuatnya memahami ilmu sains lebih mendalam.
Dorong anak anda yang suka mencoba, dan walaupun ia melakukan kesalahan atau kekonyolan, tapi justru dari situlah ia belajar dan mengembangkan dirinya.
Yang lain seperti...
1. Rapor Stephen Hawking, si Astronom penemu lubang hitam (Black Hole) pernah merah sewaktu di SMA. Ayahnya pun merasa amat frustasi.
2. Beethoven juga pernah diremehkan gurunya karena ia tidak bisa membuat perkalian dan pembagian.
Jadi jangan langsung memberi cap atau label buruk kepada anak. Memang ada anak yang cepat terlihat pandai, tapi banyak pula anak yang butuh waktu lebih lama untuk menjadikan dirinya pintar.
Slow starter atau terlambat saat start bukan berarti kalah bukan ? Yang terpenting adalah proses mencapai garis finish yang membuat anak kita menjadi lebih kuat, gigih, pantang menyerah, dan mampu menjadikan dirinya jadi juara.
Source
Sumber : Buku “Otak Kiri & Otak Kanan Anak Sama Penting”.
Penulis : Femi Olivia.
Penerbit : Elex media Komputindo
0 comments:
Posting Komentar