Inilah contoh wanita pertama yang dihukum mati di cina pada tahun 1980, namanya Wang Shouxin Kejahatannya adalah penggelapan dan korupsi, Cina memang negara komunis tapi hukum memang dijalankan dengan sebenarnya. Korupsi termasuk masalah berat dicina sama beratnya dengan kriminal, untuk itu orang dicina berpikir dua kali untuk melakukan korupsi, hukum tidak memandang jenis kelamin walau soal kelamin, pelaku kejahatan pria atau wanita sama saja dimata hukum, salah adalah salah tidak ada salah dibenarkan dan mencari alesan biar kelihatan benar.
Ini Foto Pelaksanaan Hukuman Mati terhadap koruptor wanita Wang Shouxin :
Beda dengan disini korupsi cuma kurungan badan dan itupun masih bisa nego apalagi dan mencari alibi biar
ringan dan tidak lama masa hukumannya, sakit adalah senjata ampuh para pelaku dan terdakwa korupsi yang pada dasarnya mencari cela dan kesempatan untuk banyak hal mulai dari nego hukuman, menyusun strategi agar mudah dipersidangan dan mencari cela dan kelemahan tuntutan hukuman.
Yang agak meragukan antara hakim, jaksa penuntut dan pembela terdakwa dalam memutuskan sebuah perkara. Penuntut dan pembela cuma musuh diruang sidang, begitu juga hakim cuma "wasit" diruang sidang yang menonton dan mendengar adu argumen antara penuntut dan pembela, saat diluar sidang semua kadang bisa minum copy bareng. Tapi toh tidak semua begitu.
Rakyat ini juga sudah pinter soal hukum, jadi sudah bosen ngeliat perkara yang diributkan apalagi korupsi.
Entah siapa saja aktornya pria atau wanita, lha wong akhirnya putusan hukumannya sama saja. Makanya banyak pelaku korupsi tidak pernah takut dinegeri ini, masih bisa cengengesan dan tersenyum layaknya selebritis, menangis saat sidang cuma air mata buaya dan sakit dipenjara adalah jalan lain males tinggal dipenjara. Klo duitnya tebel bisa pesen kamar tahanan yang VIP, enak tidak jadi aktor dan artis korupsi? Harusnya dicontoh hukuman mati dicina terhadap pelaku korupsi, contohlah hukuman mati terhadap wanita Wang Shouxin.
ringan dan tidak lama masa hukumannya, sakit adalah senjata ampuh para pelaku dan terdakwa korupsi yang pada dasarnya mencari cela dan kesempatan untuk banyak hal mulai dari nego hukuman, menyusun strategi agar mudah dipersidangan dan mencari cela dan kelemahan tuntutan hukuman.
Yang agak meragukan antara hakim, jaksa penuntut dan pembela terdakwa dalam memutuskan sebuah perkara. Penuntut dan pembela cuma musuh diruang sidang, begitu juga hakim cuma "wasit" diruang sidang yang menonton dan mendengar adu argumen antara penuntut dan pembela, saat diluar sidang semua kadang bisa minum copy bareng. Tapi toh tidak semua begitu.
Rakyat ini juga sudah pinter soal hukum, jadi sudah bosen ngeliat perkara yang diributkan apalagi korupsi.
Entah siapa saja aktornya pria atau wanita, lha wong akhirnya putusan hukumannya sama saja. Makanya banyak pelaku korupsi tidak pernah takut dinegeri ini, masih bisa cengengesan dan tersenyum layaknya selebritis, menangis saat sidang cuma air mata buaya dan sakit dipenjara adalah jalan lain males tinggal dipenjara. Klo duitnya tebel bisa pesen kamar tahanan yang VIP, enak tidak jadi aktor dan artis korupsi? Harusnya dicontoh hukuman mati dicina terhadap pelaku korupsi, contohlah hukuman mati terhadap wanita Wang Shouxin.
bagaimana jika orang yg mengatakan "kasihan daripada... "bla2x" mending mati aja..." emang gak ada persamaan sama seorang ibu yg membakar2/menengelamkan anak2nya daripada hidup sesangsara. sama2 sakit!!!
BalasHapus