Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm
atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas
mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan
‘Eddo (e)’.
Talas atau talas bogor (Colocasia giganteum Hook.,
suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi,
populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip
dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar. Daun talas
berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung
kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus
yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung
meninggalkan permukaan daun.
Daunnya juga sebagai pakan ikan
gurame. Umbi talas dapat diolah dengan dikukus, direbus, atau digoreng
setelah dipotong potong kecil. Daun talas dapat dipakai sebagai
pembungkus. Daun talas juga dapat dimakan dan dijadikan pembungkus
makanan yang dikenal sebagai buntil.
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Upafamili: Aroideae
Bangsa: Caladieae
Genus: Xanthosoma
Di
beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina),
Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan),
Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula tanaman ini berasal dari
daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang,
ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra
Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di
jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai
pegunungan di
atas 1000 m dpl.
Tanaman talas mengandung asam
perusi (asam biru atau HCN). Sistim perakaran serabut, liar dan pendek.
Umbi mempunyai jenis bermacam-macam. Umbi dapat mencapai 4 kg atau
lebih, berbentuk selinder atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna
coklat. Daunnya berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cm
panjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah
bermacam-macam. Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan
tangkai. Bunga jantan dan bunga betina terpisah, yang betina berada di
bawah, bunga jantan di bagian atasnya, dan pada puncaknya terdapat
bunga mandul. Buah bertipe buah buni. Bijinya banyak, bentuk bulat
telur, panjangnya ± 2 mm.
Berbagai jenis talas terdapat di daerah Bogor adalah Talas Sutera, Talas
Bentul dan Talas Ketan. Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau
muda dan dan berbulu talus seperti Sutera. Di panen pada umur 5-6
bulan. Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar.
Talas Bentul memiliki umbinya lebih besar dengan warna batang yang lebih
ungu di banding Talas Sutera.
Talas Bentul dapat dipanen
setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan
berwarna lebih muda kekuning-kuningan. Talas Ketan warna pelepahnya
hijau tua kemerahan. Di Bogor dikenal pula jenis talas yang disebut
Talas
Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya
berwarna unggu gelap. Jenis talas lain biasanya tidak di kosumsi karena
rasanya tidak enak atau gatal. Contohnya adalah Talas Sente yang
berbatang dan berdaun besar, banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya
sering digunakan untuk makanan ikan. Sedang talas Bolang memunyai rasa
yang gatal, dengan batang dan daun yang bertotol-totol.
Syarat Pertumbuhan talas
a)
Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah
beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah
beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah
hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih
baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
b) Curah
hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun.
Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan
tumbuhsangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau
lebih.
c) Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka
dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan
dengan suhu 25-30 derajat C dan kelembaban tinggi.
Media tanam talas
1. Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus.
2.
Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal
tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas
air tanah, tanah vulkanik,andosol, tanah latosol.
3. Tanaman talas
untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik
dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi
harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0.
4. Tanaman
talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak
tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang,
tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman
ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada
kultivar yang di
tanam.
Di Indonesia tanaman talas dapat
dijumpai hampir di semua daerah. Talas dapat tumbuh terus-menerus
sepanjang tahun di wilayah tropis dan subtropika, biasanya pada kondisi
lembab atau tergenang. Suhu rata-rata yang sesuai berkisar antara 21oC
dan 27oC.
Tanaman talas dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah,mulai dari liat seperti untuk pertanaman padi sawah, hingga tanah
yang subur, dalam dan berdrainase baik untuk produksi lahan kering.
Talas merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat yang
pemanfaatannya masih kurang sehingga perlu ditingkatkan.
Kebanyakan
talas dikonsumsi sebagai makanan tambahan dalam bentuk umbi rebus,
goreng atau makanan kecil lainnya. Produk olahan umbi talas dengan
bahan baku tepung talas masih terbatas karena tepung talas belum ada
tersedia di pasaran. Padahal penggunaan tepung talas memungkinkan
munculnya produk.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai
banyaknya talas yang kurang bisa dimanfaatkan menjadi produk yang
bernilai ekonomis oleh masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal
mereka. Padahal jika dapat mengolahnya, maka dapat dihasilkan sesuatu
yang bermanfaat dan munculnya produk olahan talas yang lebih beragam.
Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan turunan selulosa yang sering
digunakan dalam industri makanan misalnya pada produk panggang
karboksimetil selulosa (CMC) dapat menstabilkan adonan, pengikat air dan
peliat adonan untuk meningkatkan produk yang lebih baik. Pembuatan
roti dengan pencampuran tepung talas sebagai bahan substitusi akan
mengurangi kandungan gluten adonan dimana gluten
berperan dalam
pembentukan struktur roti, pengembangan adonan dan volume roti. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan produk roti dengan mutu yang masih dapat
diterima oleh konsumen perlu ditambahkan karboksimetil selulosa (CMC).
Dengan penambahan karboksimetil selulosa (CMC) maka diharapkan dapat
dihasilkan mutu roti tawar yang memiliki sifat-sifat yang baik dan
masih tetap disukai.
Oleh karena itu sekarang banyak
dikembangkan dan diolah menjadi bahan jadi tepung talas, banyak resep
kuliner berbahan talas, mulai dari kue lapis talas, keripik talas dan
sebagainya seperti yang terkenal dari bogor dan menjadi banyak inspirasi
untuk berwirausaha. Untuk pemanfaatan langsung umbi talas yang
katanya gatel klo dimakan bisa di lakukan proses pengareman atau bahan
umbi talas direndem dahulu pada air garam baru digunakan.
Semoga bermanfaat untuk semua.
Sumber inspirasi artikel : http://www.ristek.go.id
Link : http://baruresep.blogspot.com/2012/09/talas.html
0 comments:
Posting Komentar