Tapi sekarang bambu kuning telah dilupakan sebagian besar penduduk negeri ini. Bambu kuning juga tidak bisa melawan penjajahan ekonomi melalui uang. Bambu kuning justru dipakai untuk membunuh sesama saudara sendiri di negeri indonesia ini.
Lihat sekarang perpecahan pada anak bangsa ini, saling benci, saling serang, saling bunuh, saling mengahancurkan. Tawuran pelajar, tawuran antar mahasiswa, tawuran antar fakultas, tawuran antar kampung, tawuran antar desa, tawuran antar warga, tawuran antar suku, tawuran antar parpol,
tawuran antar penegak hukum, tawuran gengsi antar pengusaha.
Apa yang salah?
Entah karena tiap hari kita disuguhi tontonan kekerasan dilayar televisi, melihat mereka mereka yang masih bisa tertawa walau telah melakukan kesalahan layaknya pahlawan. Preman jadi idola, premanisme jadi keluarga pengusaha dan melindungi mereka mereka yang membayar dengan uang. Mental preman juga yang membuat banyak mereka berdasi menjadi lebih ganas. Ganas melalap harta benda siapa saja sesama penduduk negeri ini, preman yang tidak pernah gusar karena tidak pernah digusur.
Kemana Bhineka Tunggal Ika?
Lihat saja semakin semarak kekerasan atas nama SARA ( Suku Agama Dan Ras ). Ego kesukuan dan keangkuhan akan harga diri suatu kelompok membuat banyak orang menjadi tega membunuh sesama penduduk negeri ini.
Yang paling berani dan banyak membunuh dianggap pahlawan suku SARA padahal mereka adalah Pahlawan BUSUK, perpecahan antar kampung, antar warga, antar suku,
antar golongan ibarat rimba, Apa sudah lupa kita ini pada semboyan Bhinkea Tunggal Ika.?
DImana rasa menghargai darah pahlawan yang telah gugur demi tegaknya negara kesatuab indonesia ini.
Beberapa Wakil rakyat juga tingkahnya tidak kalah bejat dengan preman, mereka yang harusnya jadi pahlawan rakyat kecil justru banyak makan demi perut sendiri, Wajar toh mereka juga disebut pahlawan busuk, rakyat cuma jadi alat disaat mereka merebut kursi parlemen, lihat juga penegak hukum yang sebagian masih sok paling bener, paling suci, benar salah bisa diakali.
Ingatlah pahlawan kemerdekaan dulu tidak pernah meminta imbalan atas jasa mereka, berjuang dengan tetes darah penghabisan demi negara ini, mereka berjuang tidak mengenal suku, kelompok ataupun golongan. Semangat Bung Tomo pada peringatan hari pahlawan 10 November sekarang tidak beda cuma cerpen. Walau para pahlawan telah gugur tapi nama mereka akan tetap harum sebagai suhada.
Masih banyak veteran perjuangan yang masih hidup, tapi masih banyak dari mereka malah tidak bisa menikmati hidup dimasa kemerdekaan sekarang. masih banyak veteran perang yang hidup tidak layak, sakit sakitan dimasa tuanya, mereka malah tianggal ditempat kumuh, Jasa mereka tidak pernah minta balas tapi
Mirisnya nasib pahlawan veteran, seandainya ada pahlawan yang dapat penghargaan itupun mereka yang bener bener top dan punya nama besar, jika veteran cuma orang sipil ataupun berpangkat rendah pada masa perjuangan tidak akan mimpi dapat penghargaan, buat mereka bisa hidup layak di bumi merdeka rasanya sangat sulit.
Wahai yang mudah seperti saya, jadilah pahlawan untuk diri sendiri, jadilah pahlawan untuk pahlawan dengan mengumpulkan data veteran pejuang kemerdekaan yang tidak pernah tercatat dalam sejarah dan masih hidup. Wahai Anggota DPR ketimbang jalan jalan keluar negeri mending jalan jalan keseluruh indonesia untuk mendata kembali pahlawan kemerdekaan yang masih hidup, angkat martabat dan kehidupan mereka jika kalian ingin menjadi pahlawan pejuang veteran jangan jadikan diri kalian menjadi pahlawan busuk dalam kantung politik yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok.
Selamat Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2012, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa dari pahlawannya" sedangkan bangsa yang kecil adalah bangsa yang tidak tahu diri terhadap jasa para pahlawannya.
0 comments:
Posting Komentar