Tiap orang pasti pernah punya sahabat, dan tiap orang pasti pernah disakiti sahabat, begitu juga jika kita hidup dalam masyarakat, pasti saja ada orang yang selalu jahat tapi pernah juga berbuat baik pada diri kita. Ada sebuah kisah yang bisa dijadikan renungan kita, mungkin kita berada dalam bulan penuh berkah dan ampunan.
Ada dua orang sahabat sedang melakukan perjalanan melintasi padang pasir. Yang namanya padang pasir pasti panas terik, di saat cuaca panasnya kebanyakan kita mudah terbakar emosinya. dalam perjalanan tersebut keduanya terlibat dalam perdebatan sengit, hingga akhirnya emosi tidak terkontrol dan sahabat yang satu menampar muka sahabat yang lain. Tau sendiri gimana rasanya, sahabat yang ditampar merasa terluka hatinya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia menulis di atas pasir :
Lalu mereka tetap melanjutkan perjalanan berdua. Dan ketika dalam perjalanan berikutnya mereka kehabisan bekal minuman tapi akhirnya mereka menemukan oase, mereka berdua lalu mandi di danau tersebut. Tapi pada saat mandi didanau orang yang ditampar tadi terjebak dalam lumpur hisap dan mulai tenggelam. Sahabatnya satunyapun berusaha sekuatnya untuk menolong. Akhirnya selamat orang yang ditampar tadi diselamatkan oleh kawannya yang pernah menamparnya sebelumnya. Setelah diselamatkan ia pernah ditampar tadi menulis di sebuah kata, tapi kali ini diatas sebuah batu :
Temannyapun heran lalu berkata, "waktu pertama ditampar kamu menulis di pasir, tapi sekarang kok kamu menulis di atas batu, apa maksudnya ?”
Ia pun menjawab:
“Jika seseorang melukai hati kita, sebaiknya kita menulis kejadian itu di atas pasir agar angin pengampunan dapat menghapusnya. Namun, bila seseorang berbuat baik kepada kita, hendaknya kita mengukir peristiwa itu di batu sehingga angin takkan pernah dapat menghapusnya.”
Dari kisah ini kita dapat mengambil sebuah hikmah:
Jadilah diri pribadi kita menjadi orang yang mudah untuk memaafkan kesalahan seseorang kepada kita, walau terkadang menyakitkan hati, coba kita ingat Allah SWT :
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…(QS.Al Isra’ : 7)
Dikutip dari buku : Hikmah dari Seberang oleh Drs. Abu Abdillah Al-Husainy
-------------------------------------------- **AP ** ---------------------------------------------------
Ada dua orang sahabat sedang melakukan perjalanan melintasi padang pasir. Yang namanya padang pasir pasti panas terik, di saat cuaca panasnya kebanyakan kita mudah terbakar emosinya. dalam perjalanan tersebut keduanya terlibat dalam perdebatan sengit, hingga akhirnya emosi tidak terkontrol dan sahabat yang satu menampar muka sahabat yang lain. Tau sendiri gimana rasanya, sahabat yang ditampar merasa terluka hatinya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia menulis di atas pasir :
“HARI INI SAHABAT BAIKKU MENAMPARKU”
Lalu mereka tetap melanjutkan perjalanan berdua. Dan ketika dalam perjalanan berikutnya mereka kehabisan bekal minuman tapi akhirnya mereka menemukan oase, mereka berdua lalu mandi di danau tersebut. Tapi pada saat mandi didanau orang yang ditampar tadi terjebak dalam lumpur hisap dan mulai tenggelam. Sahabatnya satunyapun berusaha sekuatnya untuk menolong. Akhirnya selamat orang yang ditampar tadi diselamatkan oleh kawannya yang pernah menamparnya sebelumnya. Setelah diselamatkan ia pernah ditampar tadi menulis di sebuah kata, tapi kali ini diatas sebuah batu :
“HARI INI SAHABAT BAIKKU TELAH MENYELAMATKANKU”
Temannyapun heran lalu berkata, "waktu pertama ditampar kamu menulis di pasir, tapi sekarang kok kamu menulis di atas batu, apa maksudnya ?”
Ia pun menjawab:
“Jika seseorang melukai hati kita, sebaiknya kita menulis kejadian itu di atas pasir agar angin pengampunan dapat menghapusnya. Namun, bila seseorang berbuat baik kepada kita, hendaknya kita mengukir peristiwa itu di batu sehingga angin takkan pernah dapat menghapusnya.”
Dari kisah ini kita dapat mengambil sebuah hikmah:
Jadilah diri pribadi kita menjadi orang yang mudah untuk memaafkan kesalahan seseorang kepada kita, walau terkadang menyakitkan hati, coba kita ingat Allah SWT :
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…(QS.Al Isra’ : 7)
Dikutip dari buku : Hikmah dari Seberang oleh Drs. Abu Abdillah Al-Husainy
-------------------------------------------- **AP ** ---------------------------------------------------
Memerlukan waktu satu menit untuk bisa menemukan seseorang yang spesial.
Satu jam untuk bisa menghargainya
Satu hari untuk bisa menyukai dan mengasihi.
Dan dibutuhkan waktu seumur hidup untuk bisa melupakannya.