Kamis, 11 Februari 2016

Sukhoi Su-35 (kode NATO: Flanker-E) adalah pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal asal Rusia. Pesawat ini dikembangkan dari Su-27, dan awalnya diberi nama Su-27M. Pesawat ini dikembangkan untuk menandingi F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Karena kesamaan fitur dan komponen yang dikandungnya, Su-35 dianggap sebagai
sepupu dekat Sukhoi Su-30MKI, sebuah varian Su-30 yang diproduksi untuk India.

Pesawat ini sendiri merupakan seri flanker terakhir dan merupakan pengisi kekosongan generasi antara generasi 4 dan generasi 5. Pesawat Su-35 perdana kemudian dikembangkan lagi menjadi Su-35BM, yang memasuki deretan produksi sebagai Su-35S.[9] Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan 12 pesawat tempur Su-35 sejak tahun 2008.



Pesawat Sukhoi Su-35 sebenarnya diderivasikan dari Su27 dan merupakan varian "ground-baed" dari Su-33. Ketika Au Rusia tetap memakai nama Su-27M, Sukhoi mengubah nama pesawat ini menjadi Su-35 dengan harapan dapat menarik perhatian konsumen asing.

Desain Su-35 sangat identik dengan Su-27 tetapi memakai canard seperti Su-33 dan dengan mesin yang lebih bertenaga ditambah sistem fly-by-wire digital baru. Pesawat Su-35 juga dilengkapi dengan sebuah radar multi-mode baru, detektor inframerah dan senjata yang telah diupgrade.

Pengembangan sukhoi Su-35 mengalami banyak penundaan karena terpuruknya perekonomian Soviet, dan pihak militer Rusia memilih untuk tidak membeli satupun. Sukhoi selanjutnya memakai 11 pesawat demonstrator untuk menarik konsumen asing dalam rangka mencari dana untuk produksi massal.

Pesawat Sukhoi Su-35 adalah versi perbaikan dari Sukhoi Su-27, dan pada mulanya didesain sebagai Su-27M. Pengembangan Su-27M bermula pada awal dasawarsa 1980-an. Sebuah purwarupa Su-27M (T-10S-70) pertama diluncurkan pada tahun 1988. Perubahan dari Su-27 di antaranya kanard, mesin yang dinaikkan kualitasnya, radar baru, dan sistem kendali fly by wire digital. Perubahan lainnya di antaranya kokpit kaca, probe pengisian bahan bakar di udara, gir moncong roda-kembar, radar yang lebih canggih, dua penyangga tambahan di bawah sayap, kapasitas bahan bakar yang lebih besar, dan sirip ekor yang lebih lebar dengan ujung serat karbon horizontal.

Sukhoi mengubah desain untuk pesawat tempur dari Su-27M hingga Su-35 pada tahun 1993. Sepuluh purwarupa Su-35 dibuat, empat di antaranya adalah ubahan Su-27 enam lainnya adalah sama sekali baru. Tiga produksi Su-27M selesai dilakukan pada tahun 1996 dan diserahkan kepada Angkatan Udara Rusia (VVS) pada tahun itu juga untuk diujicoba.

Lima Su-35 digunakan oleh Tim Aerobatik Rusia. Secara keseluruhan 15 pesawat Su-35 (Su-27M) yang laik terbang telah diproduksi, termasuk di antaranya sebuah purwarupa Su-35UB dengan dua tempat duduk. Dua dari Su-35 dimodifikasi menjadi Su-37 pada pertengahan akhir dasawarsa 1990-an. Su-35 dijuluki dengan sebutan "Super Flanker". ( https://id.wikipedia.org/wiki/Sukhoi_Su-35 ).

Saat ini baru Rusia yang mengoperasikan Sukhoi SU-35. Pesawat ini memang tidak murah, satu unitnya dibanderol dengan harga sekitar Rp 844 miliar. Harga yang diklaim Rosoboron sebanding dengan kemampuan tempur dan manuver pesawat yang dijuluki pembunuh di angkasa ini.

Harga itu sebenarnya jauh lebih murah dari F-16 tipe terbaru yang ditawarkan AS sebesar Rp 2 triliun lebih.

Jika Indonesia jadi membeli dan menggunakan pesawat tempur Sukhoi SU-35, maka Indonesia akan menjadi negara pertama di luar Rusia yang menggunakan Sukhoi SU-35, maka ini mengingatkan kita pada era 1960. Saat itu banyak alutsista yang dijual eksklusif hanya kepada Indonesia di luar Uni Soviet.


Pesawat bomber TU-16 misalnya. Hanya Indonesia yang diperbolehkan menggunakannya. Pesawat inilah yang bikin takut Blok Barat tahun 1960an.

Begitu juga dengan kapal selam kelas kilo. Cuma Indonesia yang diberi hak istimewa untuk membelinya. Tak tanggung-tanggung Rusia menjual 12 kapal selam sekaligus. Menjadikan Indonesia adalah pemilik kapal selam di bumi bagian selatan ini.

Baca ini juga : Beginilah Sukhoi Dibuat


Related Posts:

  • ADIPURA 2011Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/6/2011), menyerahkan penghargaan tahunan Kalpataru dan Adipura 2011 kepada sejumlah daerah di Indonesia. Pen… Read More
  • Angin Duduk ( Angina Pectoris ) Istilah Yang Tidak Asing Tapi Asing Dalam Pengertian.Angin duduk, seringkali istilah ini kita dengar. Sebenarnya apa sih angin duduk itu? “Penyakit angin duduk” yang sering disebut pada masyarakat awam sebenarnya penyakit jantung koroner. Gejala dan tanda-tanda penyakit jantung… Read More
  • Ecoli SyndromeBakteri ini memproduksi dua toksin yang menyebabkan kerusakan dan menyebabkan diare berdarah serta merusak tisu tubuh termasuk ginjal. Berdasarkan analisis genetika awal diketahui bahwa bakteri ini unik. Dr Paul Wigley, ahli … Read More
  • Bakso Bakar Terobosan Baru Buat Abang Bakso Persaingan bisnis bakso yang semakin ketat, memaksa sebagian besar pedagang untuk memberikan inovasi baru bagi produk baksonya. Bukan hanya inovasi dalam varian rasa saja yang kini mereka tawarkan, namun para pedagang bakso … Read More
  • Rebung Bambu Muda Dan Khasiat Di Dalamnya Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar rumpun. Tunas bambu muda tersebut enak dimakan, sehingga digolongkan ke dal… Read More

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visitor

25496799
Popular Posts

Donate To Me On Paypal

https://www.paypal.me/riyanto1971