Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation ( ACF ), Sebuah yayasan antaragama bergengsi di Amerika Serikat. Ini merupakan kesekian kalinya Presiden SBY menerima penghargaan internasional. Pro dan kontra dari banyak kalangan masyarakat mengenai pemberian penghargaan itu.Yang pro punya pandangan sendiri dan yang kontra punya argumen dan rasa tidak puas. Layak dan tidak layak menerima penghargaan dari ACF itu perkara sudut pandang yang berbeda. Tiap orang punya alasan untuk berbicara.
Sebuah yayasan dunia seperti ACF tidak mungkin asal asalan memberi penghargaan kepada pemerintah Indonesia, Banyak kriteria dan penilaian tersendiri yang berdasar banyak faktor, bukan suara media pemberitaan yang dipakai untuk menilai tingkat toleransi keberagaman agama di Indonesia, bukan juga suara para ketua pemimpin Agama, bukan juga usulan dari kementrian agama.
Tapi sebuah yayasan sangat berimbang menerima informasi dan fakta serta kelayakan dari banyak faktor,
Untuk ukuran seorang yang sanggup memimpin Indoesia dengan beragam suku dan agama tingkat kesulitan pasti terbilang tinggi. Penghargaan diberikan kepada pemerintah Indonesia seperti award dari ACF ( Appeal of Conscience Foundation ) ditujukan untuk seluruh rakyat indonesia yang diwakili Presiden SBY. artinya harusnya kita bangga. Jika dibanding negara besar seperti perancis, swiss, belanda bahkan Amerika sendiri yang jauh lebih maju soal hukum, nyatanya Indonesia lebih toleran ketimbang mereka.
Sebuah yayasan dunia seperti ACF tidak mungkin asal asalan memberi penghargaan kepada pemerintah Indonesia, Banyak kriteria dan penilaian tersendiri yang berdasar banyak faktor, bukan suara media pemberitaan yang dipakai untuk menilai tingkat toleransi keberagaman agama di Indonesia, bukan juga suara para ketua pemimpin Agama, bukan juga usulan dari kementrian agama.
Tapi sebuah yayasan sangat berimbang menerima informasi dan fakta serta kelayakan dari banyak faktor,
Untuk ukuran seorang yang sanggup memimpin Indoesia dengan beragam suku dan agama tingkat kesulitan pasti terbilang tinggi. Penghargaan diberikan kepada pemerintah Indonesia seperti award dari ACF ( Appeal of Conscience Foundation ) ditujukan untuk seluruh rakyat indonesia yang diwakili Presiden SBY. artinya harusnya kita bangga. Jika dibanding negara besar seperti perancis, swiss, belanda bahkan Amerika sendiri yang jauh lebih maju soal hukum, nyatanya Indonesia lebih toleran ketimbang mereka.
Dan jika bicara mayoritas dan minoritas soal kebebasan beragama, atau faktor dukung mendukung agama tertentu pastilah ACF tidak akan memberikan Award nya kepada pemerintah Indonesia. berarti mereka memiliki penilaian sendiri. Jika ada masalah intoleransi beragama di Indonesia itupun sebagian dari sifat bukan kelompok.
Jadi layak Presiden SBY menerima penghargaan award dari ACF, karena ACF bukan menilai kejadian atas nama politik, menilai keberagaman beragama tidak dengan kaca mata politik, tapi lebih karena nilai objektif. Toh suara yang tidak suka SBY menerima award dari ACF dari orang yang merasa belum puas tinggal di Indonesia dan berpikiran sempit.
Untuk ukuran kita yang lama tinggal di Indonesia mungkin hidup dalam keberagaman agama sudah biasa dan tidak berpengaruh apa apa, tapi coba jika orang asing yang memiliki kepercayaan dan agama tertentu dan tinggal di Indonesia pasti bisa merasakan betapa Indonesia sangat nyaman dan tidak ada masalah dengan agamanya walau minoritas, beda jauh dengan apa yang dilihat di televisi.
Melihat pedagang dipasar tradisional pasti sulit membedakan orang itu beragama apa, atau walau sesama pedang dan pembeli tahu tidak serta merta ada batas yang menyolok. itu contoh dasar yang bisa dirasakan orang asing yang mencoba ingin tahu kebebasan beragama di Indonesia. Belum lagi jika orang asing mencoba tinggal dikampung yang penduduknya beraneka suku dan agama, pasti mereka sangat tahu ternyata masyarakat Indonesia beda jauh dengan masyarakat manapun dibelahan dunia lain soal kebebasan beragama. Yang membuat agama jadi sentimen tinggi adalah fakto politik bukan akar budaya dan masyarakat. Jadi ACF tidak salah memberi penghargaan berupa Award kepada pemerintah Indonesia melalui SBY.
Jadi layak Presiden SBY menerima penghargaan award dari ACF, karena ACF bukan menilai kejadian atas nama politik, menilai keberagaman beragama tidak dengan kaca mata politik, tapi lebih karena nilai objektif. Toh suara yang tidak suka SBY menerima award dari ACF dari orang yang merasa belum puas tinggal di Indonesia dan berpikiran sempit.
Untuk ukuran kita yang lama tinggal di Indonesia mungkin hidup dalam keberagaman agama sudah biasa dan tidak berpengaruh apa apa, tapi coba jika orang asing yang memiliki kepercayaan dan agama tertentu dan tinggal di Indonesia pasti bisa merasakan betapa Indonesia sangat nyaman dan tidak ada masalah dengan agamanya walau minoritas, beda jauh dengan apa yang dilihat di televisi.
Melihat pedagang dipasar tradisional pasti sulit membedakan orang itu beragama apa, atau walau sesama pedang dan pembeli tahu tidak serta merta ada batas yang menyolok. itu contoh dasar yang bisa dirasakan orang asing yang mencoba ingin tahu kebebasan beragama di Indonesia. Belum lagi jika orang asing mencoba tinggal dikampung yang penduduknya beraneka suku dan agama, pasti mereka sangat tahu ternyata masyarakat Indonesia beda jauh dengan masyarakat manapun dibelahan dunia lain soal kebebasan beragama. Yang membuat agama jadi sentimen tinggi adalah fakto politik bukan akar budaya dan masyarakat. Jadi ACF tidak salah memberi penghargaan berupa Award kepada pemerintah Indonesia melalui SBY.
HIDUP DAMAI MASYARAKAT INDONESIA, JADILAH SEPERTI IKAN YANG ADA DILAUT, WALAU LAUT TERASA ASIN TAPI DAGING TIDAK IKUT ASIN, HIDUP JANGAN MUDAH DIHASUT DAN DIADU DOMBA OLEH ELIT POLITIK WALAU ORANGNYA TOP RANGKING DALAM AGAMA.
0 comments:
Posting Komentar