Selasa, 27 September 2011

Gua Harimau di Kabupaten OKU ternyata menjadi harta karun baru bagi tim peneliti arkeologi nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. Bukan hanya temuan berupa kerangka manusia. Namun juga yang dinilai spektakuler adalah ditemukannya lukisan di dinding gua tersebut.


gua-harimau

Temuan itu menurut Ketua Tim Peneliti dari Puslitbang Arkenas Prof DR Truman Simanjuntak, Jumat (15/4), mengagetkan kalangan arkeolog nasional bahkan dunia. “Lukisan figura dan non figuratif di dinding gua mengubah paradigma arkelogi. Selama ini ada keyakinan di kalangan arkeolog bahwa di Indonesia Bagian Barat tidak tersentuh oleh tradisi lukisan gua,” kata Truman yang sudah melanglang buana ke negaranegara Uni Eropa.

Temuan itu sangat penting bagi dunia arkeologi. Selain temuan pertama di Sumatera temuan ini mematahkan pandangan lama atas zona sebaran lukisan prasejarah di kawasan Asia Tenggara.

Bentuk lukisan itu masih sederhana berupa guratan yang terpusat di pojok Timur Laut gua. Hanya berupa garis-garis datar sejajar, vertikal atau gabungan keduanya sehingga saling silang. Ada pula berupa lingkaran konsentris bersusun tiga (mirip crop circle). Beberapa di antaranya berbentuk seperti jala ataupun menyerupai anyaman tikar atau disebut-sebut cikal bakal kerajinan songket Palembang.

Lukisan itu dari pengamatan  tampak menyebar di bidang datar pada dinding. Juga pada langit-langit pojok Timur laut gua. Lukisan berwarna merah kecokelatan (mirip bebang emas songket Palembang) ini dibuat menggunakan oker dari campuran butiran hematit dan tanah merah yang banyak terdapat di sekitar Gua Harimau.

Lukisan di dinding cadas itu masih misteri. Bentuk guratannya belum tegas bisa diidentifikasi sebagai wujud hewan atau aktivitas manusia. Namun kemungkinan keberadaan gambar-gambar di Gua Harimau terkait ritual tertentu.

Dikatakan Turman, masyarakat prasejarah belum mengenal konsep huruf maka gambar cadas merupakan suatu sarana menyampaikan pesan. Lukisan didinding Gua Harimau memiliki pola berulang itulah yang diwujudkan pada gambar cadas dan dipahami sebagai pola informasi manusia prasejarah masa itu.

Beberapa temuan yang diperoleh selama penelitian yakni empat kerangka manusia yang diperkirakan sudah berusia lebih kurang 3.000 tahun. Panjang kerangka yang masih utuh lebih kurang dua meter. Peneliti juga menemukan lukisan pada dinding gua yang selama ini belum pernah ditemukan pada berbagai penelitian goa di seluruh Indonesia serta peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu.


Terkait dengan penemuan ini, Gua Harimau direncanakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI menjadi prioritas penelitian jangka panjang. Karena itu, tambah Yulius, wilayah Padangbindu akan dikembangkan menjadi objek wisata unggulan karena wilayah tersebut memiliki potensi alam wisata sejarah, wisata budaya dan wisata kepurbakalaan/ilmu pengetahuan.

Menurut dia, para peneliti menjadikan wilayah Padangbindu dan sekitarnya merupakan salah satu lahan penelitian prasejarah penting di Indonesia. “Karena hasil penelitian memperlihatkan secara jelas bahwa wilayah ini memiliki kekayaan tinggalan prasejarah,” jelas Yulius.


Diangkat 2010
Desa Padangbindu dikenal memiliki gua-gua dan ceruk alam yang sangat  potensial untuk hunian masa lampau. Karena itu pada tahun 2007 Puslit Arkenas melaksanakan penelitian dengan mengadakan ekskavasi di Gua Karang Pelaluan dan Karang Beringin serta survei di wilayah sekitar  Padangbindu.

Tahun 2008 penelitian dilanjutkan dengan mengadakan eksplorasi dan ekskavasi di Gua Pelaluan dan ditemukan gua baru yaitu Gua Harimau yang memperlihatkan indikator hunian prasejarah. Selanjutnya tahun 2009 (14-28 Februari 2009) penelitian yang lebih intensif dilakukan kembali di Gua Harimau.

Hasil penelitian menunjukkan Gua Harimau terletak di tengah hutan sekitar satu kilometer di Selatan Desa Padangbindu pada tebing sebuah perbukitan yang menghadap arah Timur. Untuk mencapai lokasi gua harus mendaki lereng yang cukup terjal dengan kemiringan hingga 60 derajat.

Gua ini tergolong luas dengan ukuran pintu masuk dan ruang gua 40-50 meter. Langit-langit atap gua sangat tinggi sekitar 20-35 meter. Selama 14 hari penelitian pada kedalaman lebih kurang 40 centimeter ditemukan empat kerangka manusia yang diduga sudah berumur lebih kurang 3.000 tahun.  Setelah dianallisis kerangka tersebut ditutup kembali dan pengangkatan direncanakan tahun 2010.

Perencanaan penggalian sejarah purbakala dengan memprioritaskan pada pelestarian dan pengamanan benda purbakala. Antara lain membuat museum sejarah kepurbakalaan dan menetapkan wilayah Padangwindu menjadi cagar budaya (kawasan lindung).


kerangka-manusia-digua-harimau-oku

Khusus temuan di Gua Harimau, lanjut bupati, akan diambil langkah-langkah pengamanan karena akan dijadikan objek penelitian jangka panjang. Pengamanan juga diperlukan karena dikhawatirkan Gua Harimau dirusak oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

manusia-purba-gua-harimau

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visitor

Popular Posts

Donate To Me On Paypal

https://www.paypal.me/riyanto1971