Berikut isi dari press release yang disampaikan oleh Feny Rose :
'Saya Feny Rose, secara pribadi hari ini ingin meluruskan pesan-pesan berantai yang beredar luas dan menyebutkan Feny Rose memberikan statement bahwa 'Yogyakarta adalah kota malapetaka'. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati pertama-tama saya ingin mengucapkan rasa simpati dan duka cita yang mendalam kepada para korban bencana di Merapi, juga kepada masyarakat Yogyakarta, dan sekitarnya, serta Jawa Tengah yang tengah berduka dan diliputi perasaan cemas. Semoga selalu diberi kekuatan dan semoga keadaan kembali menjadi aman.
Saya menyesalkan beredarnya SMS, BBM (BlackBerry Messenger), Twitter berantai mengenai diri saya yang telah meresahkan dan mencederai hati khususnya warga Yogya dan sekitarnya. Namun dalam kesempatan ini saya ingin meluruskan beberapa hal.
Saya adalah presenter program infotainment SILET yang menjalankan peran murni sebagai presenter yang bekerja berdasarkan naskah yang sudah disiapkan. Dalam tayangan SILET 7 November 2010, saya tidak pernah membacakan naskah apalagi membuat pernyataan bahwa 'Yogyakarta adalah kota malapetaka'.
Dalam tayangan SILET 7 November 2010, naskah presenter yang saya bacakan antara lain berbunyi: 'Puncak letusan Merapi kabarnya akan terjadi hari ini hingga esok hari pada bulan baru yang jatuh pada tanggal 8 November. Ahli LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) selalu mencatat hampir semua letusan dan guncangan gempa muncul pada bulan baru. Lantas apa yang akan terjadi dengan Yogyakarta? Mungkinkah Yogyakarta, kota budaya yang elok akan tergolek lemah tak berdaya? Benarkah Yogya yang dalam banyak lagu digambarkan begitu indah akan berubah menjadi penuh malapetaka?'
Dalam menjalankan pekerjaan saya, apabila ada naskah yang dirasa sensitif, saya memberikan saran dan masukan. Namun atas segala ekses yang terjadi akibat pesan berantai tentang diri saya dengan isi pesan yang kurang tepat, yang telah mencederai dan melukai perasaan warga Yogya dan sekitarnya, saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya.
Tidak ada niat sedikitpun di hati saya untuk mencederai, melukai hati, menyinggung perasaan dan meresahkan warga Yogya dan sekitarnya. Atas segala kejadian yang tidak mengenakan semua pihak termasuk diri saya sendiri, saya memutuskan untuk beristirahat dari kegiatan presenter SILET untuk bisa mengintrospeksi diri.
Semoga Allah selalu melindungi kita semua, Amien.' (kpl/adt/bun)
Tayangan 'SILET' Picu Eksodus Pengungsi Merapi
"Begitu besar pengaruh yang diakibatkan oleh media terutama media elektronik. Makanya diharapkan media bisa memerhatikan akurasi media dan bisa membantu menyelesaikan masalah," tambahnya.
Lalu, bagaimana dengan permintaan maaf SILET yang sudah dilakukan, apakah bisa mengurangi sanksinya?
"Permintaan maaf itu kita hargai, tapi itu bisa jadi pertimbangan. Tapi tetap mereka memberikan informasi yang sifatnya tidak benar yang memberikan dampak psikologis kepada korban," ujar Dadang.
Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan sanksi kepada SILET berupa teguran dan meminta tayangan itu dihentikan sementara waktu. (kpl/adt/bun)
KPI: Tayang 'SILET' Dihentikan Sementara
Lebih lanjut, Dadang mengatakan jika sanksi ini dijatuhkan karena dianggap banyak masyarakat Yogyakarta yang dirugikan.
"Kami ingin menghargai masyarakat Yogya yang terkena imbasnya terhadap tayangan ini. Dengan ini, kami juga ingin mengingatkan kepada stasiun tv lain. Kami memberikan sanksi kepada PH, karena nggak ada urusannya dengan PH, jadi programnya saja," ujar Dadang.
Lalu, mulai kapan, tayangan SILET akan diminta untuk menghentikan tayangannya untuk sementara.
"Tayangan itu dihentikan mulai besok. Belum ada pernyataan SILET, soal dihentikan secara resmi. Kami mau hal ini dipatuhi, kalau nggak dipatuhi pasti ada sanksi. Yang dihentikan programnya dihentikan sementara," ujarnya. (kpl/adt/bun)
Feny Rose Enggan Komentari Fatwa MUI
"No comment, ntar malah memperkeruh keadaan. Buat saya itu tidak ada kekuasaan absolut, semua harus diatur," jawabnya seraya tertawa.
Ketika ditanya lebih lanjut alasan tidak mau memberikan komentar padahal ketika muncul di acara tv dia membahas infotainment dengan semangat, Feny Rose mengatakan dirinya tidak berdaya untuk berkomentar tentang fatwa MUI.
"Sekarang juga sih masih berapi-api, tapi ya gimana, saya hanya manusia biasa, apalah saya untuk berkomentar terhadap masalah ini (fatwa MUI)," pungkasnya. (kpl/ato/faj)
Feny Rose: Komisi I Banyak Yang Jadi Narasumber Infotainment!
Soal hal itu, rupanya Feny Rose tak terlalu sependapat. Dia bahkan mengatakan jika banyak narasumber infotainment berasal dari anggota Komisi 1 DPR.
"Mereka tanya ini faktual atau bukan? Malah komisi 1 DPR itu banyak yang jadi narasumber infotainment! Apa itu tidak faktual?" ucap Feny keras dan berapi-api.
Feny pun merasa jika tayangan infotainment sebenarnya sama dengan tayangan berita. Pasalnya, artis juga manusia, sama seperti yang lainnya.
"Sekarang kalau kita melihat artis cerai, sama nggak sih dengan kehidupan di sekitar kita? Sama! Tayangan infotainment bisa menjadi berguna juga, tergantung dari siapa yang menontonnya. Seperti juga berita politik berguna bagi yang suka politik. Menurut saya, yang berhak berpendapat soal infotainment adalah orang yang menonton infotainment, orang yang nggak tahu infotainment nggak usah ikut-ikutan ngomong!" tukas Feny lagi.
Dan soal pengaruh buruk infotainment yang akhirnya hanya menggunjing keburukan orang, Feny pun menyerahkannya kembali pada masyarakat.
"Apakah tayangan infotainment hanya menjadi gunjingan atau bisa untuk merefleksikan diri, tergantung penontonnya. Infotainment itu punya rating dan share yang tinggi karena penonton merasa dekat dengan berita-beritanya," tambahnya. (kpl/npy)
Balada Infotainment, Tantowi Tenang Feny Rose Berapi-Api
Dan tentu saja, terjadi beberapa pertentangan pendapat dari keempat narasumber tersebut ketika Najwa satu demi satu berdialog dengan mereka.
Ilham Bintang menyebutkan jika sebenarnya sampai tahun 2009, hasil evaluasi Dewan Pers menunjukkan jika pelanggaran infotainment hanya sekian dari ribuan pelanggaran.
Sementara itu Tantowi mengungkapkan jika dirinya sempat merasa geli saat membaca berita soal persekongkolan Komisi 1 dengan KPI. Dia juga menyebutkan jika pekerja infotainment sering tidak mengerti kode etik jurnalistik seperti off the record yang malah disiarkan. Karenanya, konsekuensi logis jika infotainment akhirnya menjadi tayangan non faktual maka mereka harus melalui penyensoran.
Pendapat cukup keras datang dari Feny Rose yang dikenal sebagai pembawa acara infotainment kondang. Dia menekankan jika infotainment hingga saat ini masih masuk dalam karya jurnalistik karena KPI sampai sekarang masih belum memutuskan apakah dia faktual atau non faktual. Dia pun menuturkan jika tayangan infotainment bisa dianggap berguna atau tidak tergantung dari siapa yang menonton.
"Infotainment itu punya rating dan share yang tinggi karena penonton merasa dekat dengan berita-beritanya," tegas Feny.
Mengenai keputusan faktual atau tidaknya tayangan infotainment, KPI yang punya wewenang untuk memutuskannya. Namun, Yasirwan mengaku masih terlalu dini untuk memutuskan hal tersebut.
"Jika akan memutuskan infotainment tayangan faktual atau non faktual, pasti semua stakeholder dilibatkan," tegasnya. (kpl/npy)
Kemlu Pilih Feny Rose Bawakan Program Acara INILAH KITA
Salah satu program yang sedang dilakukan adalah liputan mengenai PASAR MALAM INDONESIA yang sedang berlangsung di Denhaag dari 1 hingga 5 April.
Menurut dia, masyarakat biasanya lebih mengenal Indonesia dan politik luar negeri Indonesia yang berkaitan dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau konflik Arab-Israel ataupun masalah nuklir Iran.
"Program itu disiarkan pada televisi nasional setiap hari Sabtu pagi. Dengan program INILAH KITA, maka masyarakat diharapkan dapat lebih mengerti kegiatan-kegiatan Kemlu seperti Bali Democracy Forum," katanya.
Liputan yang dilakukan INILAH KITA juga berupaya memberikan pengertian mengenai Dialog Lintas Agama, program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia, "Presidential Friends of Indonesia", dan "Updates from The Region."
Selain itu juga program perlindungan warga negara RI di luar negeri, diplomat muda, dan kegiatan lain yang banyak berhubungan dengan masyarakat umum sebagai objek liputan INILAH KITA.
"Program itu merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Diplomasi Publik dengan Beyond Expesition, sebuah organisasi yang giat melakukan kegiatan pertunjukan dan ekposisi tentang Indonesia di luar negeri," katanya.
Program INILAH KITA dibawakan oleh presenter Feny Rose yang merupakan presenter terbaik Indonesia versi Panasonic Award 2010.
"Kami berharap tayangan INILAH KITA akan membuka mata pengetahuan masyarakat tentang isu dan kegiatan Kementerian Luar Negeri," ungkap Dr Pribadi Setiono lugas. (ant/rit)
AH, MALES UDAH NONTON SILET, TAYANGANNYA GAK ADA YANG BERBOBOT, CERITA MASALAH PERCINTAAN REMAJA KOK DI TAYANGIN,NGASI CONTOH BURUK BUAT REMAJA YANG LAIN, SEAKAN AKAN PACARAN ITU ADALAH HAL YANG DIBOLEHKAN BUAT REMAJA, CNTH NYA BERITA PERCINTAAN PEMAIN ANAK JALANAN. GAK BERBOBOT TAUUUU...
BalasHapus