Jumat, 29 April 2011

Cahaya mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom; dimana 1 angstrom = 10-8 cm. pernahkah para ilmuwan melihat cahaya elektron atau Gelombang? rasanyaTidak pernah! kalo ada yang tahu tolong ditambahkan, mereka bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu.?

Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “model”. Artinya nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja.

Banyak para ilmuwan merasa azas ketidakpastian Heisenberg adalah sifat hakiki alam semesta. Mereka yakin, detail paling halus dalam kosmos sering diliputi kekaburan. Ia tak kan pernah dapat diterangkan atau diatasi oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tak kan sanggup mengenal hakekat segala seseuatu

Lalu apakah itu tentang kecepatan cahaya ?

Adalah kecepatan terbesar yang diyakini bisa dicapai oleh sebuah benda di alam semesta ini, berapa kecepatan terbesar yg bisa di capai itu? Kurang lebih 300.000 km/detik,

bayangkan… mobil yang kita kendarai di jalanan itu kurang lebih 140 km/jam, itu aja kita merasakan sudah melaju dengan sangat cepat , apalagi kalo naik sepeda motor,rasanya ngeri banget dengan kecepatan seperti itu?

Andaikan  kita mengendarai sebuah benda yang kecepatannya 300.000 km/detik bisa anda bayangkan ? berarti itu adalah hal yang mustahil ??
Lalu pertanyaannya adakah seorang manusia yg pernah mengendarai kecepatan itu ?

Bagaimana tentang Keajaiban Isra dan Miraj..??

Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surah Al-Israa’ ayat 1:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.

Selain Jibril as dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.

Pertanyaan mendasar adalah bagaimanakah perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat?

Untuk malaikat dan Buraq tidak ada masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi. Badan kita mungkin akan terserai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa terlepas.

Jawaban yang paling mungkin untuk pertanyaan itu adalah:

Tubuh Rasulullah Saw diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi ? Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Nah, kalau dihitung jarak Mekkah – Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.

Sesampainya di Palestina tubuh Rasulullah Saw dikembalikan menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum. Dari Palestina dilanjutkan dengan perjalanan antar dimensi ke Sidratul Muntaha, yakni dari langit dunia (langit pertama) ke langit kedua, ketiga sampai dengan langit ketujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha.

Yang perlu dipahami adalah perjalanan antar dimensi bukanlah perjalanan berjarak jauh atau pengembaraan angkasa luar, melainkan perjalanan menembus batas dimensi.

Cerita lain tentang kisah nabi sulaiman ? yang menurut riwayatnya seorang ahli al kitab yang diperintahkan oleh nabi sulaiman mampu memindahkan istana ratu bilqis dalam satu kedipan mata dari jarak yg begitu jauhnya ?

ya itulah mungkin mukzijat yang diberikan allah swt kepada seorang nabi dan rosul-NYA.

“Dia Allah, yang mengetahui yang ghaib. Dia tidak akan memperlihatkan kepada seorang pun hal yang ghaib itu. Kecuali pada utusan yang diridhai-Nya…” (QS. 72: 26-27)

Lalu bila kita hanya manusia biasa mampukah kita mengendarai kecepatan cahaya itu ? bila kita menggunakan badan atau jasad kita, itu belum mungkin dengan pengetahuan yang ada saat ini !

Kemudian  dengan apa kita bisa mengendarai kecepatan cahaya itu ? dengan jiwa yang disinari dengan cahaya ilahi kadang bisa melalui firasat dan mimpi !

Bila memang kecepatan cahaya itu 300.000 km/detik mampu menembus dimensi ruang dan waktu berarti dengan kecepatan itu pula kita bisa melihat masa depan tentunya.

Lalu mengapa melalui mimpi..??

Analisis mimpi yang digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar. Pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas emosi yang sama sekali tidak disadari.

Aristoteles tidak memandang mimpi sebagai suatu produk jiwa malainkan ilham yang berasal dari dewa (devine orgin). Oleh karena itu manusia jaman purba membedakan mimpi sebagai berikut:

Pertama, mimpi yang nyata dan berharga , diturunkan pada si pemimpi sebagai peringatan atau untuk meramalkan kejadian-kejadian dimasa depan.

Kedua, mimpi yang tak berharga, kosong dan menipu,

Sejak zaman Babilonia. Aflatun, Aristu, Cicero, Kitab Injil, Shakespeare, Goethe dan Napoleon percaya bahwa ada mimpi-mimpi tertentu yang meramalkan sesuatu di kehidupan mendatang. Tidak ada apa pun yang muncul dalam mimpi secara kebetulan, tiap gambaran adalah lambang yang dihargai yang merujuk kepada kehidupan dan fikiran yang paling dalam.

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,”

Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran, orang tidur dan orang mati adalah dua fenomena yang sama. Yaitu dimana ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada orang tidur, ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat orang itu terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.

Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang yang bermimpi sadar dan ingat bahwa ia telah bermimpi. Ia bisa mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi ia sedang tidur.

Jadi dari penjelasan diatas kadang pada saat kita tertidur jiwa kita disinari oleh cahaya ilahi dan mengendarai kecepatan cahaya menembus dimensi ruang dan waktu sehingga kita diberikan suatu penglihatan tentang masa depan, tentang sesuatu yang baik ataupun buruk yang akan menimpa kita, tapi hal ini hanya jika Allah swt menghendaki.

Jiwa itu laksana Cermin, sedangkan Petunjuk Ilahi bagaikan Cahaya ( Nur ).Kalau Jiwa manusia itu benar-benar Bersih, pasti Cahaya Ilahi akan Tertangkap Jiwa ".{ Al Ghazali }

Hakikat iman (nur iman) adalah Cahaya Allah yang memancar di hati orang yang dikehendaki Allah bersih dari segala sesuatu yang tidak disukai-Nya.

QS. Al Baqarah (2) : 257
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.

QS. Az Zumar (39) : 22
orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) berserah diri lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya.

QS. At Taghabuun (64) : 11
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.lebih-jelasnya

cahaya Ilahi menerangi hati dan roh, cahaya Ilahi membuka bidang hakikat-hakikat. Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap rahasia hakikat-hakikat.

Jika cahaya matahari dapat menghalau kegelapan yang menutupi benda-benda alam yang nyata, maka cahaya Ilahi pula dapat menghalau kegelapan yang menutup hakikat-hakikat yang ghaib.

Mata hati melihat banyaknya hakikat karena banyaknya cermin hakikat yang membalikkan cahaya Ilahi, sedangkan cahaya Ilahi datangnya dari cahaya yang satu yang bersumberkan Zat Yang Maha Esa.

cahaya Ilahi adalah cahaya yang menerangi hati dan mengeluarkannya dari kegelapan serta membawanya menyaksikan sesuatu dalam keadaannya yang asli. Apabila cahaya Ilahi sudah membuka tutupan dan cahaya terang telah bersinar maka mata hati dapat memandang kebenaran dan keaslian yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata. Bertambah terang cahaya Ilahi yang diterima oleh hati bertambah jelas kebenaran yang dapat dilihatnya. lebih jelasnya disini

Jiwa diciptakan sempurna tanpa cacat. Tidak ada yang terlahir sakit jiwa. Nggak ada bayi edan. Jiwa adalah putih bersih ketika dilahirkan, lingkungan dan pengalamanlah yang membuatnya bisa tetap putih atau kotor.

Yang seperti apakah Jiwa itu? Jiwa adalah badan halus manusia, yang bisa bepergian – keluar dari Jasad wadag, ketika manusia sedang bermimpi, atau ketika ber ’OBE’ ria (Out of Body Experience) atau PLB – Perjalanan Luar Badan. Jiwa, merupakan tubuh halus manusia.

Indera Jiwa sering disebut pula sebagai Indera bathin. Jiwa juga memiliki indra penglihatan dan pendengaran, dengan jiwa yang disinari cahaya ilahi kita bisa mengendarai kecepatan cahaya itu menembus dimensi ruang dan waktu...dan diberikan pertanda oleh-NYA tentang sesuatu yang buruk maupun yang baik yang akan menimpa kita dimasa depan.

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visitor

Popular Posts

Donate To Me On Paypal

https://www.paypal.me/riyanto1971